Kenaikan UMP - Saat rapat keputusan Upah Minimum Provinsi (UMP) Jakarta 2013, banyak pelaku bisnis yang
kecewa. Jelas saja kenaikan dari Rp 1,5 juta menjadi Rp 2,2 dinilai sangat
signifikan. Perwakilan dari pengusaha pun mengambil keputusan walk out dari
ruang rapat Dewan Pengupahan. Namun bertentangan dengan situasi dinatas dewan
Pengupahan menyetujui penentuan UMP 2014 adalah sebesar Rp 2,4 juta walaupun
buruh tetap meradang sebab mereka meminta kenaikan upah menjadi Rp 3,7 juta.
Lalu
pengusaha berusaha menerima keputusan itu dan memohon buruh menyudahi demo -
demo yang dilakukan. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang
Sulisto mengatakan bahwa aksi mogok yang dilakukan buruh tersebut merugikan
semua pihak. Hal ini berpengaruh pada iklim investasi. Menurutnya para pengusaha bisa saja pindah ke tempat yang lebih miring
UMP-nya. Dia menambahkan jangan sampai para pengusaha merasa gerah dengan
kondisi ini. Pernyataan tersebut disampaikan pada awal pekan ini di Jakarta.
Menanggapi lebih lanjut terhadap
aksi buruh Aksi mogok kerja buruh Sarman Simanjorang, Wakil Ketua Kadin Jakarta
mengungkap bahwa pengusaha mengalami kerugian material yang cukup tinggi. Di
wilayah Kawasan Berikat Nusantara saja tercatat menyentuh angka Rp 50 miliar.
Lebih rinci lagi ia menuturkan di rentan waktu 31 Oktober sampai 1 November
saja kerugian sebesar Rp 500 juta ditanggung oleh satu perusahaan karena
berhentinya lini produksi. Tinggal kita jumlah jika data menyebutkan jumlah perusahaan di
wilayah tersebut sebanyak 97.
Ditambah
lagi kerugian denda dari pihak pemesan, kerusakan prasarana, dan lain-lain.
Maka dari itu Sarman berharap buruh menempuh jalur dialog melalui lembaga
terkait daripada melakukan aksi mogok yang berujung berhentinya produksi
perusahaan tempat buruh bekerja. Dengan
kondisi tersebut para pengusaha merasa cemas akan masalah kenaikan UMP yang
tiap tahunnya selalu meningkat. Salah satu solusinya adalah mengganti
tenaga manusia dengan mesin yang nantinya digunakan untuk memangkas biaya
produksi prusahaan.
Pengamat Ekonomi Faisal Basri berkata “Ya wajar kalau para pengusaha lebih
memilih mesin di produksi mereka”.
Ia juga bergumam di acara Apindo Training Center di Hotel Grand Melia, Jakarta, Rabu (6/11/2013) “Pemakaian
mesin pada lini produksi makin lebih cepat dan mesin juga tidak pernah berdemo
seperti buruh”.
Mendukung
pernyataan Faisal, Sekretaris Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia
(Apindo) Suryadi Sasmita mengamini kenaikan UMP buruh sangat membebani rekan -
rekannya sesama pengusaha. Baginya beberapa solusi yang dapat ditempuh
pengusaha yakni relokasi dan ekspansi ke daerah dengan upah buruh yang
kompetitif atau mengganti tenaga manusia dengan mesin.
Selain
cemas para pengusaha juga merasa tidak puas atas hasil keputusan UMP tahun 2013
ini namun mereka harus dapat bertahan. Suryadi berpesan disamping kenaikan UMP
tahun ini para buruh diharapkan bisa meningkatkan produktivitas mereka. Mengingat produktivitas tenaga kerja Indonesia masih
berada di peringkat ke-103 dunia maka pada masa akan datang jika masalah
pendidikan buruh belum menunjukkan peningkatan maka tenaga kerja asing dirasa
lebih menggiurkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar